Takkalasi.com - Banyak cara ditempuh oleh para pria kaya China agar dapat menemukan pasangan hidup. Salah satunya dengan mendaftar ke agen pencari cinta yang bertugas mencarikan pasangan ideal bagi mereka.
Kantor berita BBC, Jumat 27 September 2013 melansir, salah satu biro pencari jodoh yang jasanya sering digunakan kalangan pria kaya China yakni Biro Jejaka Berlian. Biro ini akan menyodorkan kepada para pria kaya beberapa kandidat perempuan lajang yang dapat dijadikan calon istri.
Di sinilah profesi pemburu cinta berperan. Mereka yang turun ke lapangan untuk menyodorkan beberapa perempuan lajang yang mereka temui. Satu yang pasti, semua kandidat itu sesuai dengan kriteria yang diminta oleh para pria kaya.
Tengok pengalaman BBC menemani seorang pria China yang menekuni profesi sebagai pemburu cinta, Peng Tai. Hari itu dengan mengenakan kaos berwarna orange dan tas selempang, dia sedang berada di pusat perbelanjaan. Tujuannya hanya satu, mencari kandidat perempuan lajang yang sesuai permintaan kliennya.
"Saya mencari beberapa perempuan dengan kulit putih mulus, mereka tidak terlalu kurus atau gemuk, tapi dengan gaya berjalan normal," ungkap Peng.
Setiap kali menemukan mangsa, Peng akan mendekati perempuan itu lalu bertanya: "Apakah Anda lajang dan mencari cinta?". Sayang, responnya hari itu kurang bagus.
Beberapa perempuan yang dia dekati langsung menggelengkan kepala dan kabur. Tak lama kemudian, dia berhasil menemukan mangsa baru, seorang perempuan muda memakai baju tanpa lengan dan sepatu hak tinggi.
Peng langsung mendekati perempuan itu, lalu mengeluarkan ponsel pintarnya dan mengabadikan sosok perempuan itu. Dia mengaku pekerjaan ini gampang-gampang susah.
Pasalnya, keinginan klien terkadang tidak masuk akal. Tak jarang banyak klien yang banyak menuntut dan cerewet.
Salah satu contoh, seorang klien yang menuntut biro jodoh untuk mencari calon istri yang memiliki wajah mirip aktris ternama Zhang Ziyi. Belum lagi seorang pengusaha real estate yang meminta untuk mewawancarai sekitar 10 ribu gadis di sembilan kota agar memperoleh calon istri yang ideal.
Tentu saja usia calon istri harus berkisar antara 22 hingga 24 tahun dan telah memiliki gelar master dari salah satu universitas top di Beijing atau Shanghai.
Permintaan klien yang unik cukup beralasan, karena untuk dapat mendaftar di biro jodoh tempat Peng bekerja, para pria kaya telah merogoh kocek antara US$25 ribu (Rp288 juta) hingga US$2,5 juta (Rp28 miliar) per tahunnya. Namun dari pekerjaan itu, Peng mendapat penghasilan yang menggiurkan.
Apabila masuk dalam jajaran para pemburu cinta top, maka Peng akan diberikan bonus senilai puluhan ribu dolar atau minimal Rp196 juta.
Saat ditanya pendapat para perempuan yang jadi mangsanya, Peng mengaku tidak ambil pusing. Apabila ada pandangan miring, dia menganggap semuanya konsekuensi dari pekerjaan yang dipilih.
"Saya tidak peduli apa pendapat para gadis-gadis itu. Ini pekerjaan saya dan kami menyediakan layanan yang dibutuhkan klien," kata Peng.
Sulit Cari Jodoh
Fenomena para pria di China yang kesulitan mencari jodoh sebenarnya sudah lama.
Menurut BBC, ada dua faktor mengapa pria China kesulitan mencari jodoh, yakni karena kebijakan punya satu anak yang mulai berlaku sejak tahun 1980an. Kedua, karena kebanyakan dari mereka memilih menghabiskan masa muda untuk bekerja keras.
Salah satu pria muda yang meniti jalan itu, yakni Zhang Junfrei. Dia mengaku, untuk dapat membeli satu kamar apartemen tanpa makan atau minum, sebagai salah satu syarat agar mudah mencari istri, dirinya harus menabung selama 200 tahun.
Bagaimana tidak, mempelai pria zaman sekarang diharapkan dapat menyediakan mobil, memiliki gaji tinggi dan rumah mewah sebagai jaminan mereka dapat memperoleh istri. Menurut data statistik dari Pemerintah, di akhir tahun 2020 nanti, diperkirakan akan ada 24 juta pria China yang belum menikah.
Bahkan diprediksi antara tahun 2020 hingga 2050, akan ada 15 persen pria China yang tidak dapat menemukan istri.
"Banyak pria berusia 40 atau 50 tahun yang masih melajang seumur hidupnya. Akhirnya mereka pasrah dan tidak lagi berharap akan menikahi siapa pun," ungkap Wei Tian Guang, pemilik situs biro jodoh paling populer di China.
Wei khawatir hal ini akan menjadi masalah sosial yang serius. "Kini kami sering mendengar di berita soal pria lajang yang kerap mengunjungi tempat pelacuran. Semua orang membutuhkan pasangan atau mitra hidup. Itu merupakan kebutuhan dasar setiap manusia," kata Wei.